Berita Harian | 31 May 2021
MEREKA sadar akan keseriusan krisis di Gaza dan ingin berkontribusi lebih dari sekadar menyumbangkan uang untuk upaya bantuan kemanusiaan untuk membantu masyarakat yang terkena dampak di sana.
Oleh karena itu, mereka tidak melewatkan kesempatan turun ke lapangan untuk membantu mempersiapkan perbekalan yang akan dikirim untuk bantuan kemanusiaan di Gaza sebagai bagian dari upaya Humanity Matters badan kemanusiaan lintas agama di sebuah pabrik di Lorong 17 Geylang kemarin.
Di antara mereka adalah Ibu Shifa Hannan, 24, yang termotivasi untuk berkontribusi dengan cara ini karena dia merasa kontribusinya untuk membantu mereka yang terkena dampak krisis di Gaza dapat melebihi sumbangan uang tunai.
Untuk Bapak Dennis Khoo, 54, yang juga Sekretaris Jenderal IMC Organization Limited, sementara itu, dia diajarkan agama Buddha untuk memastikan kerukunan dan perdamaian terlepas dari perbedaan agama atau politik.
Karena itu, ia termotivasi untuk berkontribusi dalam upaya membantu masyarakat yang terkena dampak konflik di Gaza.
Namun, selain memberikan bantuan, para relawan ini juga menyadari bahwa upaya lintas agama tersebut sangat bermanfaat bagi mereka dan berkontribusi dalam upaya mempererat hubungan antara komunitas multi-ras dan multi-agama di Singapura.
Melalui upaya tersebut, Ustaz Muslim Ahmad, 30, mengatakan para relawan dapat berinteraksi dengan individu-individu dari berbagai ras dan agama sambil menyingsingkan lengan baju mereka untuk tujuan yang sama, yaitu membantu mereka yang membutuhkan di Gaza.
“Dalam kontak kami dengan individu-individu dari lembaga keagamaan lain, kami juga mengenal mereka.
“Di sana kami melihat rasa cinta (dan kepedulian) di setiap pihak, membantu siapa saja yang membutuhkan baik di Singapura maupun di luar negeri,” kata petugas hubungan masyarakat dan pengembangan pemuda di Masjid Al-Muttaqin.
Bagi Ibu Shifa, upaya lintas agama seperti yang dilakukan oleh Humanity Matters adalah penting, terlebih lagi ini bukan krisis berbasis agama tetapi krisis kemanusiaan, dengan komunitas non-Muslim di Palestina juga terpengaruh.
“Oleh karena itu, saya pikir penting bagi setiap individu untuk bersatu tanpa memandang ras atau agama untuk mengatasi krisis ini bersama-sama.
“Saya juga berharap antusiasme dan respon terhadap krisis ini terus berlanjut,” kata pelaksana proyek.
Dia menambahkan, dia juga berharap lebih banyak diskusi dapat diadakan untuk meningkatkan kesadaran akan krisis kemanusiaan dan kemudian memikirkan bagaimana publik dapat berkontribusi.
Menurut Pak Khoo, ajaran Buddha mengajarkannya untuk selalu bersatu sebagai manusia.
“Sebagai orang Singapura, kami sangat beruntung dan aman karena pemerintahan dan sistem yang baik di sini.
“Oleh karena itu, upaya seperti ini penting untuk meningkatkan kesadaran tentang apa yang terjadi di luar negeri dan memastikan kita terus bersatu sebagai satu bangsa,” katanya.
Comments